SALAM NOISME
BERANI KARENA KAMI MENYADARI, sistem kapitalis yang sangat yahudi di Indonesia sedang berlangsung tanpa gengsi terlebih sungkan atau malu. sementara ribuan bahkan jutaan anak band yang jujur, pintar, lugu, dll di tanah air ini sudah memeras keringat dan darah dalam berproses, berkarya, demi mewujudkan cita-cita, bakat, keinginan, bahkan mereka yang telah berbuat banyak dalam tanda kutip untuk kesuksesan tersebut. mungkin wajar jika ada yang bertanya tentang Major Label (ML) apakah peduli dengan kenyataan/fakta anak band di indonesia yang banyak berkabung di palung reruntuhan usaha mereka yang berakhir sangat sia-sia (gagal orbit). jelasnya ML bukan hanya tidak mau tahu, justru sebaliknya akibat ML di indonesia yang "1000% kapitalis yahudi" penyebab dari bencana ambruknya karya seni anak-anak di indonesia.
Hal ini bukanlah sekedar retorika dalam atmosfir wacana musik di indonesia, fakta tersebut adalah kebenaran dari fakta yang sesungguhnya. Kalau seandainya industri musik di tanah air ini sehat, atau minimal tidak bersistem kapitaliskan yahudi maka anak-anak band di indonesialah yang akan mendominasi sebagai yang hits di MTV. Asumsinya sederhana dan jangan tidak percaya kalau ternyata semua ML yang ada di indonesia adalah sesuatu yang pantas di acungin jari tengan sambil kita bilang FUCK tepat di muka-nya.
NOISME mengambil sikap demikian bukan berarti karena kami pernah di tipu atau tertipu oleh salah satu ML atau yang lainnya, tapi kami adalah salah satu Band yang peduli terhadap profesi yang tengah kami jalani yaitu sebagai salah satu pemilik cita-cita yang semoga suatu saat dapat meraih sukses dalam berkarya, sukses yang objektif, dan sukses secara subjektif. Sebagai Band, kami sudah melakukan banyak hal, sama dengan Band-Band lainnya, terutama kami telah berusaha keras dalam hal berkarya. Tetapi terus-terang akhirnya kami mengambil sikap untuk ANTI MAJOR LABEL mengingat di Indonesia tidak ada ML yang tidak menggunakan sistem kapitalis yahudi.
Walaupun kami akui hingga saat ini tidak ada ML yang pernah melirik NOISME, tapi tidak masalah walaupun itu masalah, tapi kami anggap tetap tidak masalah. Kami memang sedang berusaha dan sedang berjuang untuk "go publik" tapi sekali lagi, kami bukanlah Band yang lemah dan bukan pula Band yang sombong, NOISME bukanlah Band yang tidak memiliki visi-misi, seribu hal yang sudah kami lakukan termasuk mendatangi langsung beberapa ML yang ada di ibu kota tapi hasilnya berakhir pada negosiasi yang terpaksa kami anggap sebagai jari tengah yang oK.
bersambung...
BERANI KARENA KAMI MENYADARI, sistem kapitalis yang sangat yahudi di Indonesia sedang berlangsung tanpa gengsi terlebih sungkan atau malu. sementara ribuan bahkan jutaan anak band yang jujur, pintar, lugu, dll di tanah air ini sudah memeras keringat dan darah dalam berproses, berkarya, demi mewujudkan cita-cita, bakat, keinginan, bahkan mereka yang telah berbuat banyak dalam tanda kutip untuk kesuksesan tersebut. mungkin wajar jika ada yang bertanya tentang Major Label (ML) apakah peduli dengan kenyataan/fakta anak band di indonesia yang banyak berkabung di palung reruntuhan usaha mereka yang berakhir sangat sia-sia (gagal orbit). jelasnya ML bukan hanya tidak mau tahu, justru sebaliknya akibat ML di indonesia yang "1000% kapitalis yahudi" penyebab dari bencana ambruknya karya seni anak-anak di indonesia.
Hal ini bukanlah sekedar retorika dalam atmosfir wacana musik di indonesia, fakta tersebut adalah kebenaran dari fakta yang sesungguhnya. Kalau seandainya industri musik di tanah air ini sehat, atau minimal tidak bersistem kapitaliskan yahudi maka anak-anak band di indonesialah yang akan mendominasi sebagai yang hits di MTV. Asumsinya sederhana dan jangan tidak percaya kalau ternyata semua ML yang ada di indonesia adalah sesuatu yang pantas di acungin jari tengan sambil kita bilang FUCK tepat di muka-nya.

NOISME mengambil sikap demikian bukan berarti karena kami pernah di tipu atau tertipu oleh salah satu ML atau yang lainnya, tapi kami adalah salah satu Band yang peduli terhadap profesi yang tengah kami jalani yaitu sebagai salah satu pemilik cita-cita yang semoga suatu saat dapat meraih sukses dalam berkarya, sukses yang objektif, dan sukses secara subjektif. Sebagai Band, kami sudah melakukan banyak hal, sama dengan Band-Band lainnya, terutama kami telah berusaha keras dalam hal berkarya. Tetapi terus-terang akhirnya kami mengambil sikap untuk ANTI MAJOR LABEL mengingat di Indonesia tidak ada ML yang tidak menggunakan sistem kapitalis yahudi.
Walaupun kami akui hingga saat ini tidak ada ML yang pernah melirik NOISME, tapi tidak masalah walaupun itu masalah, tapi kami anggap tetap tidak masalah. Kami memang sedang berusaha dan sedang berjuang untuk "go publik" tapi sekali lagi, kami bukanlah Band yang lemah dan bukan pula Band yang sombong, NOISME bukanlah Band yang tidak memiliki visi-misi, seribu hal yang sudah kami lakukan termasuk mendatangi langsung beberapa ML yang ada di ibu kota tapi hasilnya berakhir pada negosiasi yang terpaksa kami anggap sebagai jari tengah yang oK.
bersambung...
Intro
Menyimak dan mengakaji perkembangan musik di tanah air yang semakin hari semakin tak berujung. Namun tidak dipungkiri bahwa musik di tanah air memang telah mengalami kemajuan serta perkembangan yang cukup pesat. Disisi lain iming-iming akademis kini sudah tidak lagi menuai harapan, tidak seperti yang pernah di Koran-kan oleh segenap media masa, elektronik, dll, serta yang juga pernah di buku-kan hingga yang sering di seminar-kan bahwa akademis mampu menjanjikan dunia pekerjaan, padahal akademis merupakan paradigma kaum tua sebagai solusi utama kesejahteraan hidup yang sejahtera. Tetapi fakta di kehidupan yang sesungguhnya justru ber-data-kan hal yang sebaliknya, karena output dunia pendidikanlah yang kini menjadi stample mayoritas pengangguran di negri ini.
Seiring perjalanan bulan ke tahun, sebagai rotasi kehidupan yang bermusimkan selalu banyak keinginan dan kebutuhan hidup, sementara pikiran telah menalar dan telah berkali-kali mencari cara agar roda nasib ini mampu mengenali identitasnya dalam bertarung demi hari esok yang semoga akan lebih baik. Namun hingga saat ini hanya semangat yang masih tersisa diantara taring dan bara api di gejolak marah dan ramahnya senyuman palsu di kehidupan ini, dan hal itu merupakan satu-satunya harga mati sebagai pemicu agar tetap konsisten dalam menjalani hari-demi hari yang telah terbiasa menahan sakit dan senang tanpa sebab.
Interlude
Bermula di "Universitas Muhammadiyah Malang" tepatnya pada tanggal 27 April 2009. Cikal ini adalah tentang Band, dan sudah bukan rahasia umum jika kita berbicara tentang musik, maka akan sangat senyawa dengan sebuah intuisi dan inspirasi yang identik dengan gejolak semangat jiwa muda yang tentunya sangat dekat dan akrab dengan suatu idealisme majemuk yang sangat kompleks. Iya atau tidak, di akui atau tidak, hadirnya band baru yang mengidentitaskan groupnya sebagai "NOISME" telah benar-benar lahir dan hadir, nyata dan benar-benar ada.
Terlepas dari retorika bermusik, sejarah NOISME memang agak sedikit rumit, namun singkat cerita… Sugali, Wawan, dan Vanbeck sengaja berkumpul untuk berfilsafat musik. Banyak jurang menuju Roma memang merupakan kesimpulan awal yang dewasa untuk bisa sampai pada tujuan cita-cita sebagaimana mestinya harapan, sementara untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut adalah pertanda merah bagi ketiganya “sebagai logika terbalik diantara logika-logika eksistensi yang mungkin sudah tak terkendali, tapi tujuan mereka adalah Major Label”. Berangkat dari itu "Sugali sang (vocalis), Vanbeck (Drummers), Wawan (Bass). Ketiga personil ini tanpa ragu-ragu langsung bermaksud untuk menggarap satu album sekaligus. Sebagai pencipta lagu dari album yang hendak mereka garap adalah sang vocalis, mantan sutradara dan penulis naskah teater ini memang telah lama berkecimpung di dunia musik, terutama di musik Teater kampus.
Setelah tiga orang ini berkumpul dan mulai mempelajari materi lagu yang akan mereka garap, ternyata dengan segala pertimbangan dan kebutuhan untuk kelengkapan personil lainnya, maka "Ridho dan Andi" mereka ajak untuk bergabung di "NOISME". "Ridho" sendiri merupakan adik bungsu dari salah seorang pendiri teater SINDEN di UMM, itu sebabnya Sugali tidak mengalami kesulitan saat mengajak Ridho untuk bergabung. Berbeda dengan "Andi" setelah usut punya usut ternyata Andi ini memang telah lama kenal dengan Sugali, karena Andi adalah sang gitaris handal di kota Malang. Jauh-dekatnya Sugali dengan Andi, rupanya mereka pernah satu Band di “DIESEL BAND” dan di "The Father", namun kedua band ini telah lama "bubar" oleh karena kesibukan masing-masing dan juga oleh faktor lainnya (salah satu personil "The Father" Married).
Reffrein
Noisme, adalah nama “Band” yang dirintis oleh kelima personilnya sejak cita-cita mulai tidak lagi bisa di wujudkan. Noisme/NO SEKTE memiliki arti “yang tidak menganut suatu aliran/genre tertentu”. Lebih tepatnya, NOISME merupakan group band yang sangat mengutamakan kemerdekaan Absolute dalam berkreativitas dan berkarya di kancah merebaknya band baru yang banyak bermunculan di belantara musik tanah air ini, hal tersebut tentunya demi dan untuk kesempurnaan dalam melahirkan karya seni (musik/lagu) yang syarat dengan kesederhanaan fakta dari warna-warni idealisme personil NOISME yang apa adanya.
Berangkat dari kesederhanaan niat yang jernih, serta sebagai wujud dari perwujudan revolusi sikap, pikir, rasa dan cinta yang berdasarkan perbedaan visi & misi sebagai hukum individu yang berkehidupan, tapi mereka adalah 5 personal art yang tengah berusaha menjunjung tinggi PANCASILA & UUD'45 (landasan yang sudah sejak lama hingga detik ini tengah dilanda krisis kiblat multi dimensi, kultur, identitas, keilmuan, dll). Untuk itu kelimanya rela walau harus berbuat banyak demi mewujudkan hidup yang berkehidupan damai dalam berbangsa dan bernegara di INDONESIA RAYA ini.
Hal terpenting lainnya adalah sampai saat ini NOISME sudah me-record sekitar 30 lagu lebih, tentunya lagu ciptaan mereka sendiri karena berkarya merupakan tujuan sejati NOISME dalam mengukirkan kesejatian fakta sebagai intuisi fakta sejarah. PARANOIS adalah sebutan bagi para “fans” NOISME. Salam SETIA dari NOISME buat PARANOIS semua. Terimakasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini, serta atas partisipasinya.
Outro
Tiada kata melainkan do`a yang terucap, semoga kita masih ber-iman-kan tiada tuhan selain Allah SWT…
Amien ya Robbal Alamin.
setuju . . . Lanjutkan !!
BalasHapus